SENTANI, KABARTANAHMERAH.COM – Climate Transparency melaporkan bahwa sektor transportasi menyumbang 25% emisi karbon di Indonesia. Tercatat hampir 21 juta mobil dan 115 juta motor yang dimiliki masyarakat. Saya merasa jika tren ini dibiarkan konsisten meningkat, maka akan mendorong kenaikan konsumsi BBM serta produksi emisi Gas Rumah Kaca.
Untuk itulah hari ini saya bersama rekan-rekan K/L terkait mengeksekusi arahan Presiden @jokowi yang tertuang lewat Perpres 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik. Saya menemukan fakta lain yaitu jumlah kendaraan listrik yang ada di Indonesia terbilang masih sangat sedikit. Penyebabnya adalah karena perbedaan harga yang signifikan antara kendaraan listrik yang ramah lingkungan dengan kendaraan konvensional, sehingga menghalangi kemampuan masyarakat untuk bertransisi mengadopsi kendaraan listrik.
Kami belajar dari Norwegia, yang berhasil memimpin adopsi kendaraan listrik dunia sampai menjadi world’s top-selling electric-vehicle market per capita. Tingginya adopsi Electric Vehicle di Negara tersebut terjadi berkat dukungan pemerintah di berbagai kebijakan yang pro terhadap program ini. Karena itulah Program bantuan pemerintah untuk kendaraan bermotor listrik hari ini kami luncurkan sebagai langkah awal untuk meningkatkan keterjangkauan harga dan daya beli masyarakat terhadap kendaraan listrik yang lebih luas, serta memacu perkembangan industri otomotif energi baru.
Bantuan ini nantinya diharapkan dapat mendorong adopsi kendaraan listrik dan tentunya tidak akan berlangsung selamanya. Kelak saat harga kendaraan listrik semakin terjangkau, titik adopsi masal tercapai, otomatis kebutuhan dan relevansi fasilitas insentif akan berkurang. Ini hanyalah pemantik yang akan mempermudah upaya kita untuk mewujudkan peningkatan ketahanan energi lewat pemanfaatan energi bersih sehingga terciptakan kualitas udara bersih, dan ramah lingkungan.
Tiket emas untuk memenuhi potensi permintaan pasar domestik Ekosistem KBLBB (EV) sudah ada dalam genggaman, karena ketersediaan bahan baku baik untuk rangka/badan maupun baterai EV yang diambil dari “raw material” mineral kita cukup melimpah. Semoga bantuan pemerintah ini bukan hanya menstimulasi pasar kendaraan listrik Indonesia, tetapi juga akan mendorong penciptaan lapangan kerja baru dan menaikkan pendapatan bagi Negara kita. (eldan)
Editor: IscoSumber: Eldan