SENTANI, KABARTANAHMERAH.COM – Dimana jargon – jargon eksistensi masyarakat adat dan proteksi terhadap Orang Asli Papua ( OAP ) dalam Otsus jika ketua DPR Kabupaten Jayapura bukan OAP, ini menyangkut harga diri OAP khususnya di bumi Kenambai umbai. Hal tersebut disampaikan oleh aktivis politik dan pemuda Kabupaten Jayapura pada Sabtu, 26 Oktober 2024 di Sentani.
Aktivis tersebut yakni, Aktivis Politik Aris Kreutha, Aktivis Pemuda Elisa Bouway, Pilemon Nerotou dan Jenggo, mereka berbicara untuk pimpinan lembaga terhormat yakni DPR Kabupaten Jayapura.
Lanjut, Kabupaten Jayapura memiliki putra – putri terbaik yang hari ini duduki kursi DPR Kabupaten Jayapura, ada 22 OAP yang sudah dilantik sebagai anggota legislatif Kabupaten Jayapura dan 8 anggota non OAP, termasuk partai pemenang disitu ada OAP, mereka layak memegang palu di lembaga terhormat Kabupaten Jayapura itu.
Mereka meminta kepada internal partai pemenang untuk mempertimbangkan aspirasi masyarakat Kabupaten Jayapura yang disampaikan oleh aktivis, ini bukan mencampuri urusan partai, tetapi bagaimana menjaga nilai-nilai adat dan eksistensi serta proteksi terhadap OAP di Kabupaten tertua tanah Papua ini.
Ada dua anak OAP di partai pemenang yang akan memimpin lembaga legislatif Kabupaten Jayapura, apakah salahnya salah satunya diperhitungkan sebagai pimpinan DPR.
Aktivis juga meminta kepada pimpinan partai pemenang tingkat Kabupaten, Provinsi hingga Pusat untuk benar – benar melihat dan memahami kondisi di Kabupaten Jayapura, mana mungkin 22 Anggota Legislatif OAP Kabupaten Jayapura dipimpin oleh non OAP, itu bukan suatu kehormatan terhadap anak asli dan mengabaikan amanat Otsus di tanah Papua. (Viktor Done)
Editor: Aser Nerotouw