SENTANI, KABARTANAHMERAH.COM – Meskipun Rumah Aman belum ada atau dibangun di Kabupaten Jayapura, namun keberadaan dari Rumah Aman ini sangat penting bagi perempuan atau anak-anak yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) maupun kekerasan seksual.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Jayapura, Miryam Soumilena ketika dikonfirmasi wartawan diruang kerjanya, kemarin.
Kepala DPPPA Kabupaten Jayapura menyampaikan, fungsi dari rumah aman itu di sediakan bagi perempuan atau kaum ibu-ibu yang tidak bisa pulang ke rumah. Mereka tidak hanya tinggal begitu saja, tetapi mereka juga di jaga oleh pihak kepolisian. Mereka juga di bekali oleh Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) sesuai dengan skill yang mereka miliki seperti contoh pelatihan menjahit.
“Jadi, dalam pembinaan di rumah aman itu ada Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Sosial dan juga peran Dinas Peternakan dan Perkebunan. Kolaborasi antara perangkat daerah (PD) atau dinas di dalam rumah aman ini sebagai bentuk perlindungan untuk perempuan dan anak. Misalnya, nanti kalau anak-anak yang umurnya bisa atau masih tetap bersekolah ketika keluar dari rumah aman itu bisa di tampung di panti-panti asuhan,” ucapnya.
Hal tersebut sudah di bicarakan agar anak itu tidak kembali ke keluarga, karena kalau kembali ke keluarga akan mengalami trauma.
“Jadi, anak-anak yang di tampung di rumah aman atau di panti asuhan itu dia mendapatkan banyak teman dan di situ dia akan mengalami perubahan,” katanya lagi.
“Saya sudah pernah membawa anak dari salah satu kabupaten di wilayah pegunungan yang hidupnya sudah terbiasa dengan menggunakan lem aibon. Nah, di situ saya lihat dia mempunyai kemauan sekolah yang sangat tinggi, sehingga kami ambil dan membawanya ke panti asuhan yang berada di Komba,” sambungnya.
“Awalnya, memang dia masih terpengaruh dengan kebiasaanya. Tetapi berjalannya waktu, lama-kelamaan dia berubah. Karena pergaulannya di panti asuhan bersama teman-temannya. Kemudian, anak itu di tuntun dengan doa dan firman Tuhan, ya pada akhirnya dia mendapat rangking 1 di sekolah,”.
Pihaknya, juga sudah membicarakan soal keberadaan dari lokasi rumah aman ini dengan Dinas Sosial yang terletak di samping Polres Jayapura.
“Yang mana, tempat itu pernah di gunakan oleh Sekolah Pelita Harapan. Di situ memang kita sudah siapkan satu bangunan, untuk di rehab oleh Pemda dalam hal ini Dinas Sosial guna dijadikan rumah aman. Karena rumah aman yang di miliki Polres Jayapura itu adalah bagian dari Unit PPA Polres Jayapura. Jadi, rumah aman untuk (Pemda) itu adalah kepentingannya buat menampung anak-anak agar bisa di bimbing dan di bina,” ujarnya.
“Kita mau lihat bahwa anak-anak bisa mengarah ke situ, karena dia stres atau ada pembiaran dari orang tua, sehingga dia bisa lari ke hal-hal yang negatif. Hingga saat ini untuk rumah aman itu kita sudah ajukan anggarannya, tetapi anggarannya tersebut di potong. Karena untuk merehab tempat itu menjadi rumah aman kita belum ada anggarannya, padahal itu sangat bagus sekali,”.
“Jika ada yang bermasalah seperti salah paham, kemudian istri takut pulang ke rumah itu bisa tinggal di rumah aman ini. Sehingga di beri pendampingan kepada mereka, ketika keluar dari rumah aman ada kegiatan yang mereka bisa buat untuk menghilangkan rasa trauma atau stres yang selama ini, mungkin sering di pukul sama suaminya atau juga cacian maki dari pihak keluarga atau orang lain,” tambahnya. (Fan)
Editor: Isco