Home / PAPUA

Sabtu, 14 Oktober 2023 - 20:09 WIB

Tokoh Adat, Agama, dan KNPI Desak Mendagri Ganti Pj Bupati Jayapura, Ini Alasannya

- Penulis

Ketua Dewan Adat Suku Tabi, Daniel Toto didampingi Sekretaris PGGJ Kab. Jayapura, Pdt. George Sorontou, Ketua KNPI Kab. Jayapura, Cristoper P. Suebu dan Wakil Ketua MPI DPD KNPI Kabupaten Jayapura, Nelvis K. Manobi ketika memberikan keterangan pers bersama wartawan di Jayapura, Sabtu (14/10/2023) sore.

Ketua Dewan Adat Suku Tabi, Daniel Toto didampingi Sekretaris PGGJ Kab. Jayapura, Pdt. George Sorontou, Ketua KNPI Kab. Jayapura, Cristoper P. Suebu dan Wakil Ketua MPI DPD KNPI Kabupaten Jayapura, Nelvis K. Manobi ketika memberikan keterangan pers bersama wartawan di Jayapura, Sabtu (14/10/2023) sore.

SENTANI, KABARTANAHMERAH.COM – Pihak Adat, Agama dan KNPI Kabupaten Jayapura mendesak Mendagri Tito Karnavian mengganti Pj Bupati Jayapura. Hal ini menyusul tidak diberikannya ruang oleh Pemerintah Kabupaten Jayapura kepada pihak masyarakat adat, agama, KNPI dan KONI Kabupaten Jayapura.

“Ingat sampai saat ini kami masyarakat adat di Kabupaten Jayapura masih ada,” ucap Ketua Dewan Adat Suku Tabi, Daniel Toto ketika memberikan keterangan pers bersama wartawan di Jayapura, Sabtu (14/10/2023) siang.

Menurut Daniel, jika melihat dalam undang-undang 1945 pasal 18 b, di mana negara mengakui keberadaan masyarakat adat.

Namun untuk pengakuannya telah melalui suatu proses panjang, sehingga pada tahun 2013 Pemerintah Kabupatan Jayapura memberikan  pengakuan keberadaan masyarakat adat lewat Paraturan Bupati nomor 316.

“Nah inilah proses yang terjadi, dengan begitu negara telah memberikan pengakuan keberadaan masyarakat adat di Kabupaten Jayapura,” terangnya.

Namun dalam perjalanannya, setelah mantan Bupati Matius Awoitauw mengakhiri masa jabatannya, posisi adat itu dimentahkan oleh Pj Bupati yang sekarang.

Seharusnya Pj Bupati ini hanya melajutkan tugas yang sudah dijalankan pemerintah sebelumnya sebagai perintah dari undang-undang.

“Sejak Januari lalu kami ajukan permohoan kepada Pj Bupati untuk lakukan audiensi untuk bertemu dengan dewan adat secara utuh,” terangnya.

Mengingat di Kabupaten Jayapura ada 9 dewan adat suku, sehingga mereka ini harus dipertemukan secara utuh.

Hal ini penting, agar bisa memberikan masukkan apa yang menjadi kebutuhan dan keluhan masyarakat diwilayahnya masing-masing.

“Adat inikan mitra pemerintah, apalagi  ada peraturan bupatinya, yang terjadi  justru ada kotak-kotakan, sehingga kami sangat kesal dengan  sikap Pj Bupati,” tegasnya.

Seharusnya Pj Bupati datang ke Kabupaten Jayapura membina mitra Pemerintah yang ada ini, sambil melaksanakan tugas-tugas yang ada, serta mempersiapkan hal-hal lainnya menuju Pilkada.

Deniel Toto menilai, Menteri Dalam Negeri salah menunjuk Pj Bupati Jayapura. Untuk itu pihaknya mendesak Mendagri segera evaluasi kinerjanya dan kalau perlu diganti.

Kritikan yang sama juga datang dari Sekretaris PGGJ Kabupaten Jayapura, George Sorontou mengaku, kinerja Pj Bupati Jayapura sangat buruk.

“Sampai hari ini tidak ada kordinasi kerja dalam lembaga keagamaan. Hal itu  bisa dilihat dengan semua kinerja, bantuan atau apapun  tidak berjalan dengan baik sampai hari ini,”ucapnya.

Pihaknya melihat bahwa Pj Bupati hanya memihak kepada organisasi kelembagaan keagaman yang abal-abal yang tidak punya dasar hukumnya sama sekali.

Menurutnya, ini sebuah kesalahan fatal dan disinyalir ada kewenangan yang keliru yang dilakukan  oleh Pj Bupati untuk menopang lembaga keagaman yang tidak jelas.

“Perlu Pj Bupati tau bahwa PGGJ di Kabupaten Jayapura itu tidak ada dualisme,  hanya satu saja yang di Ketuai Pdt. Naftali Modouw, sesuai SK Bupati dan SK dari PGGJ Provinsi Papua yang ditandatangani oleh Pdt. Hizkia Rollo,” cetusnya.

Lanjut Pdt. George, pasti ada kosekuensi yang diambil, ketika melihat kinerja Pj Bupati yang tidak berimbang.

“Kami inikan mitra Pemerintah, kalau kami dilumpuhkan, pasti ada kosekensi yang dilakukan seperti aksi demo dari pihak gereja sebagai langkah terakhir,” bebernya.

Sementara itu Ketua KNPI Kabupaten Jayapura, Cristoper P. Suebu mengaku, ada sikap kecewa dari KNPI Kabupaten Jayapura terhadap sikap PJ Bupati yang tidak memberikan perhatian kepada organisasi resmi yang ada di Kabupaten Jayapura.

“Kami KNPI Kabupaten Jayapura merasa kecewa dengan kinerja Pj Bupati Jayapura. Ini menyikapi terkait anggaran KNPI yang sampai saat ini belum ada petunjuk pencairan olehnya,” katanya.

Padahal anggaran itu sangat dibutuhkan oleh KNPI, apalagi dalam waktu ini ada peringatan HUT Sumpah Pemuda.

Selain itu ada banyak kegiatan yang harus dilakukan oleh pemuda bersama OKP yang ada, namun semua terbengkalai dengan anggaran.

“Kami berharap Pj Bupati Jayapura, sebagai Pembina organisasi di Kabupaten Jayapura jangan kotak-kotakkan kami pemuda, karena kami juga punya kontribusi untuk proses pembangunan di Kabupaten Jayapura,” ujarnya

Cristoper mengancam, jika Pemerintah masih mengkotakkan pemuda di Kabupaten Jayapura, maka KNPI akan ambil langkah lain dengan melakukan aksi demo besar-besaran yang melibatkan semua OKP yang berada dibawah KNPI.

“Harus bijaksana dalam mengambil suatu langkah, hal ini penting karena Pj Bupati adalah sebagai Pembina OKP di Kabupaten Jayapura,” terangnya.

Hal senada disampaikan, Wakil Ketua MPI DPD KNPI Kabupaten Jayapura, Nelvis K. Manobi bahwa KNPI tetap menghormati Pemerintah sebagai mitra kerja.

Memang dalam mengambil keputusan di perlukan pertimbangan yang matang dan terukur sehingga keputusan tersebut bermanfaat bagi penerima manfaat.

“Jadi perlu diketahui bahwa MPI beranggotakan seluruh ketua-ketua OKP/OKPI/OKP Parpol dan OKP lokal, kami semua bertanggung jawab untuk menjaga eksistensi KNPI,” tuturnya.

Nelvis juga meminta   kebijaksanaan Pj Bupati sebagai pembina Organisasi KNPI di Kabupaten Jayapura untuk membuka diri dan menerima KNPI sebagai mitra kerja.

Hal penting lainnya agar PJ Bupati tidak mendengar hasutan yg memecah belah persatuan pemuda di Kabupaten Jayapura.

Sementara itu, sehubungan dengan dana operasional KNPI, MPI sebagai lembaga tertinggi KNPI, sangat menyangkan sikap Pemerintah yang tidak membuka diri menerima pemuda KNPI sebagai mitra kerja dan tidak memberi operasional KNPI sebagai perangsang bagi pengembangan pemuda di Kabupaten Jayapura.

“Perlu diketahui bahwa ada sekitar 50 OKP resmi di Kab. Jayapura yang memiliki SK resmi secara hirarki. Walaupun tidak terdaftar di Kesbangpol, tetapi mereka resmi karena ada SK dari tingkat Provinsi dan pusat,” tutup Nelvis. (*).

Editor: IscoSumber: Hans Palen || Jack Daniel

Share :

Baca Juga

BERITA

Terkait Oknum Kadis yang Diperiksa Bawaslu, Pj Bupati Jayapura Belum Dapat Laporan

PAPUA

Gelar Sidang Ke II, Klasis GKI Narwa Wirway Pilih Pemimpin Baru

EKONOMI

Hadir di Kota Nabire, Maxim Tawarkan Beragam Layanan untuk Memudahkan Aktivitas Masyarakat

BERITA

1,1 kg Ganja Diamankan Satuan Narkoba Polres Jayapura

BERITA

Tahapan Pemilu Berjalan Lancar, KPU Kab. Jayapura Siap Selenggarakan Pemilu 2024

PAPUA

Patroli Dialogis, Polisi Berikan Himbauan Kepada Masyarakat

PAPUA

Gratis 100 %’ DPC ParPol Hanura Rekrutmen BaCaLeg Terbuka Untuk Umum

PAPUA

Kerja Bakti TNI-Polri Dan Pemda Bersama Masyarakat Membangun Kembali Distrik Kiwirok