SENTANI, KABARTANAHMERAH.COM – Pembayaran Maskawin dikalangan masyarakat Adat Papua merupakan tradisi atau nilai budaya yang melekat erat, khusus di wilayah Adat Tabi pembayaran maskawin juga sebagai tradisi sosial yang melibatkan banyak pihak, sebelum dilakukan pembayaran maskawin oleh pihak laki-laki ada tahapan-tahapan yang dilalui sebelum acara puncaknya.
Seperti yang dilakukan di kampung Skow Yambe pada 13/4/2023, oleh keluarga besar Rollo, yaitu makan sumbang atau kumpul Maskawin, semua handaitoulan, keluarga besar, kenalan dan siapapun dia, diundang hadir untuk makan sumbang bersama, hal ini lebih memupuk kebersamaan antar sesama.
Kegiatan yang dilakukan pada hari Jumat, 12/5/2023 lalu yang turut hadir juga Mantan Bupati Jayapura Mathius Awoitau SE.M.Si, kehadirannya dalam kegiatan tersebut merupakan wujud dari kebersamaan, rasa kekeluargaan yang tinggi.
Saat dimintai keterangan, Mathius Awoitauw mengatakan bahwa, ini suatu suasana kekeluargaan ya luar biasa, ada nilai Kasih yang muncul, dan kasih itu mampuh menembus semua perbedaan, dinamika ini tidak bisa ada yang membeda-bedakan siapapun dan dari manapun, ini nilai budaya murni, Karena Itu semua hadir disini karena menjunjung tinggi kasih kepada seseorang yang mereka kasihi, seseorang yang mungkin bersama-sama, hubungan itu terpelihara secara budaya dan selalu hidup didalam masyarakat adat.
Mathius Awoitauw, menambahkan, acara ini diadakan di rumah pimpinan adat ( Kepala Suku ) dan hajatan hari ini juga hajatannya anak dari seorang pimpinan gereja GKI di Tanah Papua, kadang di tempat lain soal-soal kecil kita sering buat batasan – batasan yang tidak penting.
Warna kebersamaan dalam budaya itu tidak bisa dilucuti dengan dinamika-dinamika sosial terbaru, karena budaya itu sama dengan darah yang mengalir dalam diri masyarakat adat, maksudnya kita boleh ada di mana-mana tapi tidak kemana-mana masih tetap anak adat.
Bagian budaya yang baik dan menguntungkan itu harus dirawat. Adat, Pemerintah dan Gereja merupakan mitra untuk merawatnya, seperti hari ini, seorang hamba Tuhan tidak terlepas dari anak adat dan juga sebagai pelaku dari tradisi adatnya sendiri, saya kira ini contoh untuk kita yang lain, tutur Mathius Awoitauw.
Sementara itu Anthonius Ayorbaba, Kakanwil Kemenkumham Papua yang hadir di acara itu juga mengatakan hal yang sama, bahwa budaya seperti ini menghadirkan nilai positif bagi kebersamaan, tidak ada yang membeda-bedakan status sosial dan lain-lain, ini hajatan yang menghadirkan rasa saling mengasihi, rukun dalam membangun hubungan kekerabatan. (Viktor Done/OK)
Editor: Isco