Home / SOSIAL BUDAYA

Rabu, 17 Mei 2023 - 11:03 WIB

Mathius Awoitauw : Pembayaran Maskawin itu Bentuk Nilai Kasih Yang Tinggi dan Budaya Murni

- Penulis

Suasana Pembayaran Maskawin. (Viktor Done - kabartanahmerah.com)

Suasana Pembayaran Maskawin. (Viktor Done - kabartanahmerah.com)

SENTANI, KABARTANAHMERAH.COM –  Pembayaran Maskawin dikalangan masyarakat Adat Papua merupakan tradisi atau nilai budaya yang melekat erat, khusus di wilayah Adat Tabi pembayaran maskawin juga sebagai tradisi sosial yang melibatkan banyak pihak, sebelum dilakukan pembayaran maskawin oleh pihak laki-laki ada tahapan-tahapan yang dilalui sebelum acara puncaknya.

Saat Pdt. Hiskia Rollo Merangkul Pa Mathius Awoitau dan Ibu. (Viktor Done – kabaratanahmerah.com)

Seperti yang dilakukan di kampung Skow Yambe pada 13/4/2023, oleh keluarga besar Rollo, yaitu makan sumbang atau kumpul Maskawin, semua handaitoulan, keluarga besar, kenalan dan siapapun dia, diundang hadir untuk makan sumbang bersama, hal ini lebih memupuk kebersamaan antar sesama.

Kegiatan yang dilakukan pada hari Jumat, 12/5/2023 lalu yang turut hadir juga Mantan Bupati Jayapura Mathius Awoitau SE.M.Si, kehadirannya dalam kegiatan tersebut merupakan wujud dari kebersamaan, rasa kekeluargaan yang tinggi.

Saat dimintai keterangan, Mathius Awoitauw mengatakan bahwa, ini suatu suasana kekeluargaan ya luar biasa, ada nilai Kasih yang muncul, dan kasih itu mampuh menembus semua perbedaan, dinamika ini tidak bisa ada yang membeda-bedakan siapapun dan dari manapun, ini nilai budaya murni, Karena Itu semua hadir disini karena menjunjung tinggi kasih kepada seseorang yang mereka kasihi, seseorang yang mungkin bersama-sama, hubungan itu terpelihara secara budaya dan selalu hidup didalam masyarakat adat.

Mathius Awoitauw, menambahkan, acara ini diadakan di rumah pimpinan adat ( Kepala Suku ) dan hajatan hari ini juga hajatannya anak dari seorang pimpinan gereja GKI di Tanah Papua, kadang di tempat lain soal-soal kecil kita sering  buat batasan – batasan yang tidak penting.

Warna kebersamaan dalam budaya itu tidak bisa dilucuti dengan dinamika-dinamika sosial terbaru,  karena budaya itu sama dengan darah yang mengalir dalam diri masyarakat adat, maksudnya kita boleh ada di mana-mana tapi tidak kemana-mana masih tetap anak adat.

Bagian budaya yang baik dan menguntungkan itu harus dirawat. Adat, Pemerintah dan Gereja merupakan mitra untuk merawatnya, seperti hari ini, seorang hamba Tuhan tidak terlepas dari anak adat dan juga sebagai pelaku dari tradisi adatnya sendiri, saya kira ini contoh untuk kita yang lain, tutur Mathius Awoitauw.

Sementara itu Anthonius Ayorbaba, Kakanwil Kemenkumham Papua yang hadir di acara itu juga mengatakan hal yang sama, bahwa budaya seperti ini menghadirkan nilai positif bagi kebersamaan, tidak ada yang membeda-bedakan status sosial dan lain-lain, ini hajatan yang menghadirkan rasa saling mengasihi, rukun dalam membangun hubungan kekerabatan. (Viktor Done/OK)

Editor: Isco

Share :

Baca Juga

SOSIAL BUDAYA

Tingkatkan Kedekatan Dengan Tokoh Masyarakat, Personil Binmas Kunjungi Bapak Onagen Gwijangge

PAPUA

Terkait DOB Grime Nawa, Komisi II DPR RI Bersama DPR Papua Gelar Sosialisasi RDP di Distrik Nimboran

KESEHATAN

61 CJH Kabupaten Jayapura Berangkat Tahun Ini, Usia Tertua 76 Tahun dan Termuda 27 Tahun

BERITA

Bersama Istri Terkasih dan Ratusan Masyarakat Adat, Jan Jap Ormuseray Diantar Kembalikan Formulir Bakal Calon Bupati Kabupaten Jayapura

SOSIAL BUDAYA

PHBG Rayon Kalvari Jemaat Maranatha Asrama Gelar Rapat Perdana Jelang HUT PI Tahun 2024

EKONOMI

Kapolsek Depapre Apresiasi Kepedulian Bhabinkamtibmas Bagi Anak Sekolah

PAPUA

Kejaksaan Tinggi Papua Resmikan Rumah Restorative Justice di Kabupaten Jayapura

SOSIAL BUDAYA

Tuntut Ganti Rugi Pembayaran Tanah Adat, Puskesmas Komba Dipalang Masyarakat Adat