SENTANI, KABARTANAHMERAH.COM – ertempat di Hotel Aston Jayapura, berlangsung Kick Off Persiapan Pertemuan Tahunan GCF Task Force & ICBE (International Conference on Biodeversity Ecotourism and Creative Economy). Hi
Sejak tahun 2009-2010, Propinsi Papua bersama dengan 9 Negara bagian / Provinsi yaitu Acre, Amapa, Amazonas, Maranhao, Mato Grosso, Para (Brazil), California, Illinois (Amerika Serikat), Aceh dan Papua (Indonesia) menggagas lahirnya GCF Task Force. Dengan tujuan utama yaitu melestarikan hutan dan membicarakan perubahan iklim di dunia. GCF TF ini menjadi penting karena sebagai salah satu Propinsi yang masih memiliki hutan hujan tropis terbesar di Indonesia.
Dalam pemaparan yang disampaikan oleh Asisten 1 Sekda Provinsi Papua. DR. Drs. Muhammad Musaad, M.Si., menyampaikan kita harus bertanggung jawab untuk menuliskan karya di 2023. Kehadiran kita disini sebagai bentuk komitmen bersama utk menjadi pelaksana untuk 2 pertemuan besar GCF dan ICBE 2023 di Jayapura.
“Papua telah menyumbang lebih dari ½ kekayaan keanaekaragaman hayati dan ini memberikan kontribusi ½ di Indonesia. Papua juga memilki specoias flora tertetntu yg hanya ada di Papua yang tidak ada ditempat lain, dan juga kaya akan sumber daya alam dan hasil laut dan hutan dan pertanian dan yg lainnya, ditambah dengan keanekaragaman budaya. Lebih dari 300 suku,” kata Mm usaad ketika memberikan pemaparan.
Asisten Satu (1) itu juga menambahkan visi Papua 2100 dan ini unik yg tidak dimiliki provinsi lain dan Negara lainnya, dimana wilayah timur sudah memikirkan masa depan 21000, bagaimana kualitas hidup manusia dan sepakat dilanjutkan pembanguanan berkelanjutan.
Dan ini sejak 2013 telah sepakati, ketutupan hutan papua menjamin sehingga 90%. Ini menunjukkan bahwa Papua menjadi sangat penting dalam menjaga kelestarian hutan dan membantu mengatasi perubahan iklim di dunia.
Country Coordinator GCF Task Force Indonesia Syahrina D Angraini., Menyampaikan, pertemuan GCF Task Force dan ICBE ini akan menjadi ajang proses belajar dan berbagi pengalaman dari provinsi lainnya untuk memajukan Papua kedepannya yang memberikan manfaat untuk pembangunan hijau di tanah Papua. Dan Provinsi Papua mendapatkan kehormatan untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan GCF TF Annual Meeting ke-14 pada tanggal 1–5 Agustus 2023, yang merupakan keputusan dalam pertemuan tahunan GCF TF di Brasil pada Maret 2022.
“Perhelatan ini akan menjadi yang pertama bagi Provinsi Papua sebagai tuan rumah, di mana Provinsi Papua sendiri termasuk dalam provinsi pendiri GCF TF pada 2008. Secara bersamaan, Provinsi Papua juga akan menyelenggarakan International Conference on Biodiversity Eco-Tourism and Creative Economy (ICBE) ke-4 yang bertujuan untuk menyelaraskan kegiatan pembangunan dan pelestarian keanekaragaman hayati, serta pengembangan ekonomi hijau melalui pemanfaatan sumber daya alam secara lestari dan berkelanjutan di Tanah Papua.
Secara lebih spesifik, pertemuan tahunan GCF TF GCF TF akan mengangkat subtema “Melestarikan hutan, meningkatkan kualitas hidup, untuk menjaga keselamatan bersama.” Adapun ICBE akan mengusung tema “Mewujudkan pembangunan inklusif yang berkeadilan berbasis ekonomi hijau dan biru.” ungkap Angraini
Saya, harapkan agar Saudara-Saudara khususnya dari OPD mendukung pelaksanaan GCF Task Forces Annual Meeting dan International Conference On Biodiversity Eco-Tourism and Creative Economy, dan seluruh panitia serius untuk menyelenggarakan dari persiapan hingga pelaksanaan pertemuan ini.
Pertemuan ini akan membawa wajah Papua ke dunia internasional. Tutupnya dalam sambutan sekaligus meresmikan persiapan pelaksanaan GCF Task Force dan ICBE dari Sekretaris Daerah Dr.Muhammad Ridwan Rumasukun, SE, MM. (eldan)m
Editor: IscoSumber: Daniel Eluay