JAYAPURA, KABARTANAHMERAH.COM – Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH, yang diwakili Sekda Papua Dr. Muhammad Ridwan Rumasukum, SE, MM, membuka Kick Off Persiapan Pertemuan Tahunan The Governor’s Climate and Forests Task Force (GCF TF) dan Konferensi Internasional Keanekaragaman Hayati, Ekowisata dan Ekonomi Kreatif (ICBE) 2023 di Hotel Aston Jayapura, Rabu (30/11/2023).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua terpilih sebagai host atau tuan rumah pelaksanaan GCF TF pada bulan Juli – Agustus 2023 mendatang.
Keputusan itu dihasilkan dari pertemuan tahunan GCF TF Tahun 2022 di Manaus, Brasil, Rabu (16/3/2022) lalu.
Diketahui, Pemprov Papua merupakan salah satu pendiri GCF TF bersama 9 negara bagian/Provinsi yaitu Acre, Amapa, Amazonas, Maranhao, Mato Grosso, Para (Brazil), California, Illinois (Amerika Serikat), Aceh dan Papua (Indonesia) pada tahun 2009 – 2010.
Turut hadir Ketua Umum Panitia Penyelenggara GCF TF dn ICBE 2023 Dr. Muhammad Mus’sad, SE, MM, Staf Ahli Gubernur Papua Bidang Pemerintahan, Politik dan Hukum Triwarno Purnomo, SSTP, MSi dan Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua Jan Jap L. Ormuseray, SH, MSi.
Musaad mengatakan sesuai harapan Bapak Gubernur bahwa kalau kita diminta menjadi tuan rumah kita sudah siap dan inilah dukungan semua pihak bahwa Papua siap untuk melaksanakan even internasional, khusus untuk dukungan dari Pemprov Papua.
Mus’sad mengatakan sesuai rencana jadi GCF TF ini ada 40 Gubernur yang datang dari 10 negara.
Panitia segera menyurati kepada setelah kick off ini kita menyurat kepada pemerintah kementerian lembaga terkait dan kami akan road show lembaga terkait untuk melaporkan persiapan ini jadi kita rencanakan minggu depan jadi kita sudah mulai untuk melaporkan kepada kementerian dan lembaga terkait bahwa akan ada even internasional yang menghadirkan peserta yang cukup banyak tadi ada 10 negara 40 gubernur termasuk 7 di Indonesia dan dari dunia lain 33 negara.
Dan untuk itu kami juga sudah mengadakan komunikasi formal dengan Sekretariat Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP).
Dan kita harapkan melalui Sekretariat membantu memfasilitasi kita untuk menyampaikan rencana ini kepada Kementerian dan Lembaga yang ada di Jakarta.
Kita harap dukungan penuh dari Kementerian dan Lembaga, karena ini tak hanya bicara tentang kepentingan Papua, tapi kepentingan Indonesia dan juga kepentingan dunia.
Jadi kita ingin meneguhkan kembali komitmen Indonesia untuk menjadi paru paru dunia. Salah satu kontribusi terbesar itu datangnya dari Papua.
Triwarno Purnomo mengatakan atas nama Pemprov Papua menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas apresiasi dan kepercayaan yang diberikan oleh provinsi provinsi dalam keanggotaan GCF TF atas kepercayaan kepada Pemprov Papua untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan even ini pada tahun depan.
Ini adalah langkah baru dan harapan bahwa bahwa Papua yang hutannya saat ini masih terjaga dan masih lestari dia punya kondisi dimana dengan kegiatan yang dilangsungkan di Manaus Brazil ada harapan baru bahwa masyarakat adat Papua terutama masyarakat kita yang memang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan hutannya dimana dari generasi ke generasi masyarakat adat Papua yang memiliki hutan menggantungkan hidupnya pada hutan.
Hutan sebagai sumber pemenuhan kehidupan dan hutan sebagai sumber pengembangan kebudayaan dan peradabannya ada harapan baru bahwa saat ini akan ada keterlibatan masyarakat didalam menjaga lingkungannya tapi juga dapat menerima manfaat baik dari sisi ekonomi, sosial budaya dan sebagainya. Inilah adalah bentuk penghargaan yang kami sangat mengharapkan dari Pemprov Papua bahwa yang tadi disampaikan oleh Sekda maupun asisten sebagai ketua panitia penyelenggara bahwa kondisi hutan Papua yang saat ini sangat besar kalau kita lihat dari data hutan lindung maupun hutan konservasi itu sepertiganya dan seperempatnya itu ada di Papua sehingga akan menjadi sangat baik apabila keterlibatan masyarakat adat ini dengan dukungan pada saat even nanti yang memberi bobot memberikan terobosan bagi keterlibatan masyarakat adat disamping untuk melindungi hutan kita juga mengurangi emisi dan meningkatkan derajat kwalitas lingkungan hidup.
Ormuseray mengatakan, pelaksanaan GCF TF ini akan menjadi beberapa lokasi yang akan diikuti oleh tamu-tamu kita, sehingga kita harapkan tamu-tamu kita dari negara lain bisa melihat kearifan lokal masyarakat adat disini secara turun-temurun bagaimana mereka memanfaatkan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) secara bijaksana, sehingga sampai dengan hari ini hutan kita relatif masih terjaga dengan baik.
Ormuseray mengatakan terkait dengan rencana persiapan pertemuan tahunan GCF TF dan ISBE tahun 2023 di Jayapura, Papua ini tentu tak terlepas dari Visi dan Misi Gubernur Papua, yakni Bangkit, Mandiri, Sejahtera dan Berkeadilan yang kita sama-sama tahu bahwa kegiatan Pemprov Papua untuk menyediakan 90 persen dari hutan Papua itu tetap dipertahankan dan kita tahu sama sama bahwa Pemprov Papua mempunya komitmen yang tinggi untuk mempertahankan hutan.
Oleh karena itu, tentunya dalam peta di dunia ini negara negara lain tentu tahu Papua masih mempunyai hutan yang relatif jauh lebih baik dibanding dengan provinsi-provinsi lainnya di dunia. Oleh karena itu, pilihan Papua menjadi tuan rumah ini menjadi sesuatu yang tak salah.
Persiapan kita sendiri tentunya dengan kampanye kampanye yang terus kita lakukan berdasarkan Visi Misi Gubernur dan Renstra Pemprov Papua ini tentu upaya upaya untuk tetap menjaga kelestarian hutan tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat yang ada hidup didalam seputar hutan. Ini kita lakukan secara terus menerus.
Hari ini kita mempunyai kelompok tani hutan yang jumlahnya sangat banyak menyebar merata di seluruh wilayah Kabupaten/Kota di Papua.
Nah kegiatan kegiatan di Kelompok Tani Hutan yang adalah juga masyarakat terutama masyarakat adat ini selama ini bagaimana memanfaatkan sumber daya hutan yang ada terutama hasil hutan bukan kayu.
Nah ketika kita mengoptimalkan hasil hutan bukan kayu maka kampanye besar kita adalah tak tenang pohon kita tanam pohon, tapi sekaligus adalah menabung menanam pohon untuk masa depan menanam pohon untuk kelangsungan kehidupan di atas hutan.
Dan Puji Tuhan sampai hari ini binaan yang kita lakukan oleh Pemprov Papua melalui kelompok kelompok tani hutan ini berkembang dengan sangat baik dan mulai terasa memberikan kontribusi ekonomi yang merata pada kelompok kelompok tani hutan.
Kita lihat bahwa sampai hari ini baik pameran pameran yang dilaksanakan di Papua maupun di luar Papua sudah pasti yang dipamerkan itu adalah aneka olahan dari hasil hutan bukan kayu.
Kita tak bisa pungkiri itu bahwa dimana mana banyak yang dipamerkan itu aneka olahan dari sagu, manggowe kulit kayu madu minyak kayu putih dan seterusnya itu semua merupakan bukti bahwa Pemprov Papua sudah berhasil untuk mengajak masyarakat untuk mengoptimalkan hasil hutan bukan kayu sehingga kita tak lagi berorientasi kepada tebang pohon, tapi bagaimana memanfaatkan hasil hutan bukan kayu itu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bersamaan dengan itu juga kita mengembangkan Eko wisata melalui kegiatan jasa lingkungan. Ekowisata sudah berkembang dengan cukup baik dan hampir merata di seluruh wilayah di Papua.
Kita sudah punya beberapa tracking potensi wisata di Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Supiori, Kabupaten Merauke, Kabupaten Mimika, Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura cukup banyak.
Terkait dengan pelaksanaan dan pertemuan tahunan GCF TF beberapa tempat ekowisata sudah kita siapkan diantaranya yang terkenal kita punya tracking di Sungai Jaifuri di Kampung Yokiwa sepanjang 300 meter itu bagaimana kita bisa lihat potensi hutan sagu sepanjang sungai Jaifuri dan bagaimana kearifan lokal masyarakat disana.
Begitu pula yang ada Repang Muaif di Kampung Yoboi kita bisa menyaksikan bagaimana burung cenderawasih bermain di sana.
Kita punya tracking di dalam hutan manggrove di Pantai Hamadi didalam kawasan Taman Wisata Alam kerjasama kita dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Papua. **
Editor: Isco